Vita In Here

NOVITASARI
3EA10

Jumat, 11 Maret 2011

TUGAS TULISAN BAHASA INDONESIA

NAMA : NOVITASARI
KELAS : 3EA10
NPM : 10208909

Pola pikir yang berbeda : Sebelum sang ayah menghembuskan nafas terakhir, dia memberi pesan kepada ke 2 anaknya :

"Anakku ada 2 pesan penting yang ingin ayah sampaikan kepadamu untuk keberhasilan hidupmu."

"Pertama : jangan pernah menagih piutang kepada siapapun"

"Kedua : jangan pernah tubuhmu terkena terik sinar matahari secara langsung."

Sang anak pun bingung dengan pesan ayahnya, dan akhirnya sang Ayah pun pergi untuk selama2 nya.

5 tahun berlalu sang ibu pun menengok si bungsu dengan kondisi bisnisnya yang sangat memprihatinkan, sang ibu pun bertanya : "wahai anak bungsuku kenapa kondisi bisnismu demikian?"

Si bungsu menjawab : "Aku mengikuti pesan ayah bu..saya dilarang menagih piutang ke siapa pun sehingga banyak piutang yang tidak dibayar dan lama2 habislah modal saya, yang ke 2 ayah melarang saya terkena sinar matahari secara langsung dan saya hanya punya sepeda motor, itulah sebabnya pergi dan pulang kantor saya selalu naik taxi".

Kemudian sang ibu pergi ke tempat si sulung kali ini keadaan berbeda jauh si sulung sukses menjalankan bisnisnya.

Sang ibu pun bertanya : "wahai si sulung kenapa hidupmu sedemikian beruntung??".

Sulung pun menjawab : "Ini karena aku mengikuti pesan ayah bu..yang 1 saya dilarang menagih piutang kepada siapapun. Oleh karena itu saya tidak pernah memberikan utang kepada siapapun sehingga modal saya tetap utuh".

"Ke 2 saya dilarang terkena sinar matahari secara langsung, maka dengan motor yang saya punya saya selalu berangkat sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam. Sehingga para pelanggan tau toko saya buka lebih pagi dan tutup lebih sore".

kesimpulan :
Si Sulung dan Si Bungsu menerima pesan yang sama, namun masing2 memiliki sudut pandang/mindset berbeda. Mereka melakukan cara yang berbeda sehingga mendapatkan hasil yang berbeda pula.

PERBEDAAN KARANGAN

NAMA : NOVITASARI
KELAS : 3EA10
NPM : 10208909

I.LATAR BELAKANG
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan walaupun menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tetapi dalam proses pembelajaran bahasa tidak mungkin dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan membaca.

Mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan paragraf (alenia) untuk menjabarkan dan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan. Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan.

Karangan terbagi menjadi 2 macam yaitu karangan berdasarkan penyajiannya dan karangan berdasarkan jenisnya.
Karangan berdasarkan jenisnya :
1.      Karangan Ilmiah
2.      Karangan Semi Ilmiah
3.      Karangan Non Ilmiah

Karangan berdasarkan penyajiannya ;
1.      Karangan narasi
2.      Karangan argumentasi
3.      Karangan eksposisi
4.      Karangan persuasi

Permasalahan
Apakah perbedaan karangan dari ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah ?

II.PEMBAHASAN
A.Karangan Ilmiah
Karya Ilmiah. karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah. Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11)
Ciri-ciri karangan ilmiah yaitu :
a. Sistematis
b. Objektif
c. Cermat, tepat, dan benar
d. Tidak persuasif
e. Tidak argumentatif
f. Tidak emotif
g. Tidak mengejar keuntungan sendiri
h. Tidak melebih-lebihkan sesuatu
Contoh dari karangan ilmiah seperti makalah, usulan penelitian atau proposal.Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:
a.Makalah
Karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
bKertas kerja
Makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
c.Skripsi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
d.Tesis
Karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
e.Disertasi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.

B. Karangan semi ilmiah
Karangan semi ilmiah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semi formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Ciri-ciri karangan ini diantaranya :
1.           Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
2.           Fakta yang di simpulkan subyektif.
3.           Gaya bahasa formal dan populer.
4.           Mementingkan diri penulis.
5.           Melebih lebihkan sesuatu.
6.           Usulan bersifat argumentatif.
7.            Bersifat persuasif.
Contoh dari karangan semi ilmiah diantaranya adalah artikel, editorial, opini, tips dan juga resensi buku.

C.Karangan non ilmiah
Karangan non ilmiah adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks dan setting.
1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
2.      fakta yg disimpulkan bersifat subyektif.
3.      Gaya bahasa konotatif da populer.
4.      Tidak memuat hipotesis.
5.      Penyajian dibarengi dengan sejarah.
6.      Bersifat imajinatif.
7.      Situasi di dramatisir.
8.      Bersifat persuasif.
Contoh karangan non ilmiah diantaranya : dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.

III. PENUTUP
Karangan merupakan pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan paragraf (alenia) untuk menjabarkan dan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan, apakah penulis akan membuat karangan ilmiah, semi ilmiah/populer atau non ilmiah.

Karangan yang baik akan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, antara lain :
1. Karangan Ilmiah Yaitu :
a. Sistematis
b. Objektif
c. Cermat, tepat, dan benar
d. Tidak persuasif
e. Tidak argumentatif
f. Tidak emotif
g. Tidak mengejar keuntungan sendiri
h. Tidak melebih-lebihkan sesuatu.

2. Karangan Semi Ilmiah/Populer :
a. Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi
b. Fakta yang disimpulkan subyektif
c. Gaya bahasa formal dan popular
d. Mementingkan diri penulis
e. Melebihkan-lebihkan sesuatu
f. Usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
g. Bersifat persuasif.

3. Karangan Non Ilmiah :
a. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
b. Fakta yang disimpulkan subyektif
c. Gaya bahasa konotatif dan populer
d. Tidak memuat hipotesis
e. Penyajian dibarengi dengan sejarah
f. Bersifat imajinatif
g. Situasi didramatisir, dan
h. Bersifat persuasif.

IV. DAFTAR PUSTAKA
2.       http://daudp65.byethost4.com/mki/mki7.htm
3.       http://ajusniye.multiply.com/journal/item/1

Kamis, 10 Maret 2011

PENALARAN

NAMA: NOVITASARI

KELAS: 3EA10

NPM: 10208909

I. PENDAHULUAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran mengembangkan paham empirisme.

Masalah
Menjelaskan tentang pengertian penalaran, metode dalam menalar, konsep dan symbol dalam penalaran, syarat – syarat kebenaran dalam penalaran, serta hukum – hukum dalam penalaran.

II PEMBAHASAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi(consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

2. 1 Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

-Metode induktif

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

-Metode deduktif 

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

2.2 Konsep dan simbol dalam penalaran

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

2.3 Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
  1. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah
  2. Dalam penalaran,pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

 III KESIMPULAN

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.Selain itu, pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.


 V.DAFTAR PUSTAKA
  1. http://filsafat.kompasiana.com/2010/08/22/nalar-induktif-dan-nalar-deduktif/
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran